You are currently viewing Kenali Perbedaan Retur Pembelian dan Retur Penjualan

Kenali Perbedaan Retur Pembelian dan Retur Penjualan

Terkadang kegiatan jual beli seperti di marketplace dan lainnya tidak berjalan dengan mulus, salah satu kasus misalnya pembeli menerima barang dengan kondisi yang tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, mereka biasanya akan melakukan retur atau pengembalian barang. Retur sendiri ada berbagai jenis yakni retur pembelian dan penjualan, lalu apa bedanya? Supaya lebih jelas, mari simak artikel ini untuk menemukan jawabannya.

Baca Juga: Contoh Purchase Order dan Cara Membuatnya, Mudah dan Lengkap.

Pengertian Retur Pembelian dan Penjualan

Sebelum memahami perbedaannya, mari kenali dulu apa arti retur pembelian dan penjualan. Retur pembelian adalah proses pengembalian barang pembeli dari penjual kepada pemasok yang umumnya disebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi dan kualitas barang. Jadi, pembeli akan mengembalikan kembali aset atau barang yang sudah dibeli ke penjual. Hal ini sangat penting untuk diawasi supaya tidak mengganggu keuntungan bahkan menimbulkan kerugian bisnis.

Sedangkan retur penjualan adalah suatu proses di mana penjual menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli akibat ketidaksesuaian barang dengan ekspektasi, kerusakan barang, keterlambatan pengiriman, dan berbagai alasan lainnya. Dalam retur ini, barang dagangan akan kembali dikirimkan oleh pembeli ke penjual, sehingga utang usaha penjual ke pemasok menjadi berkurang. 

Pada jenis retur ini, proses pengembalian akan mengikuti regulasi dan kebijakan pengembalian dari masing-masing perusahaan. Misalnya, kebijakan batas waktu pengembalian barang, penawaran pertukaran kredit toko, dan sebagainya.

Perbedaan Retur Pembelian dan Penjualan

Sekarang Anda sudah mengetahui apa pengertian dari masing-masing jenis retur, selanjutnya mari kupas lebih dalam tentang apa saja perbedaannya.

1. Alasan Pengembalian

Salah satu perbedaan antara retur penjualan dan pembelian terletak pada alasan pengembaliannya. Umumnya, retur penjualan dilakukan karena barang yang diterima oleh pembeli melebihi kuantitas, kemungkinan penjual mengirimkan produk tambahan secara tidak sengaja. Alasan lainnya bisa juga karena keterlambatan pengiriman dari pihak penjual atau menerima barang dengan kondisi cacat dan rusak, sehingga membuat pembeli memutuskan untuk melakukan retur barang.

Berbeda dengan retur pembelian, di mana biasanya pembeli menerima produk yang salah dari penjual sehingga harus dikembalikan ke pemasok. Hal lain seperti spesifikasi barang yang tidak sesuai juga menjadi salah satu alasan dilakukan pengembalian pembelian ini.

2. Pihak yang Terlibat dalam Retur

Selain itu, perbedaan lainnya antara kedua retur ini adalah pihak yang terlibat di dalam prosesnya. Dalam retur penjualan, pihak yang terlibat adalah konsumen akhir dan penjual, sedangkan retur pembelian melibatkan pihak penjual dan pemasok barang atau supplier.

3. Dampak Terhadap Bisnis

Perbandingan selanjutnya antara retur penjualan dan pembelian adalah dampak terhadap bisnis. Jika terlalu banyak retur penjualan, maka reputasi toko akan ikut terdampak yang menyebabkan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap bisnis Anda. Sedangkan, retur pembelian yang terlalu banyak akan membuat pemasok enggan bekerja sama lagi dengan penjual.

4. Prosedur Retur

Adapun perbedaan lainnya yakni pada prosedur pengembaliannya. Retur barang penjualan dilakukan dengan lebih sederhana, karena pembeli hanya cukup mengembalikan barang ke toko atau penjual untuk bisa mendapatkan pergantian produk atau pengembalian uang. Sedangkan, retur barang pembelian melalui proses yang cukup kompleks. Pasalnya, proses ini harus melibatkan pemasok dengan penjual.

5. Jenis Transaksi

Masih ada lagi perbedaan antara pengembalian barang pembelian dan penjualan yang perlu diketahui, yakni jenis transaksinya. Untuk pengembalian pembelian terdiri dari dua jenis transaksi, yaitu:

  1. Pengembalian secara tunai. Jenis transaksi ini dilakukan apabila konsumen membeli barang secara tunai, namun terjadi kerusakan atau kondisi barang yang tidak sesuai ekspektasi sehingga ingin dikembalikan ke penjual.
  2. Pengembalian kredit. Ini merupakan pengembalian barang dari pembeli yang membeli produk secara kredit. Apabila barang dikembalikan dan tepat tanggal jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak, maka angsuran pembeli tersebut akan dianggap lunas.

Berbeda lagi dengan jenis transaksi pada pengembalian barang penjualan, berikut ini beberapa jenis transaksinya:

  1. Retur yang mengembalikan barang, lalu mengurangi jumlah piutang pembeli.
  2. Retur yang mengembalikan pembayaran kepada pembeli.
  3. Membutuhkan pergantian atau pengajuan klaim barang yang telah rusak dari penjual.

Baca Juga:Jangan Keliru, Ini Bedanya Sales dan Marketing dalam Bisnis!

Semua kegiatan retur pembelian dan penjualan sangat penting untuk dipantau dengan ketat supaya tidak menimbulkan kerugian terhadap perusahaan. Dalam pelaksanaannya, Anda disarankan untuk memanfaatkan teknologi atau software yang bisa menunjang semua aktivitas tersebut. Salah satu software terbaik yang direkomendasikan adalah Distri.

Aplikasi Distri untuk Mempermudah Retur Barang

Distri adalah aplikasi terintegrasi berbasis cloud yang bisa menunjang segala aktivitas di perusahaan Anda. Tak hanya memantau manajemen stok secara real-time, otomatis, dan akurat, tapi juga bisa mempermudah proses retur barang. Aplikasi Distri akan memudahkan Anda untuk menugaskan pengantaran atau pengembalian pesanan langsung ke aplikasi kurir beserta pelacakannya. Selain itu, harga aplikasi Distri juga sangatlah rendah sehingga tidak akan mengganggu budget perusahaan. Oleh karena itu, aplikasi Distri bisa menjadi pilihan tepat untuk Anda yang ingin mengelola retur pembelian dan penjualan dengan efektif.