You are currently viewing Deadstock Adalah: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Deadstock Adalah: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Dalam perjalanan bisnis, terkadang para pengusaha harus dihadapkan dengan berbagai hambatan, contohnya yaitu deadstock. Sesuai namanya, deadstock adalah sebuah istilah yang umum digunakan untuk merujuk pada stok inventaris gudang yang tidak bisa dipakai lagi dengan berbagai faktor atau alasan tertentu.

Tentunya, deadstock ini memberikan banyak dampak untuk perusahaan. Lantas, apa saja dampaknya? Lalu, bagaimana cara penanganannya yang tepat dan efektif? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Baca Juga: Warehouse Management System: Pengertian, Proses, dan Keunggulan

Deadstock Adalah

Deadstock adalah suatu kondisi ketika stok persediaan tidak laku terjual dan terlalu lama disimpan di gudang, yang disebabkan karena beberapa alasan seperti produk kadaluwarsa hingga kondisi barang rusak. Deadstock ini akan menghabiskan ruang penyimpanan di gudang, padahal Anda bisa menggunakan ruang tersebut untuk menyimpan produk lainnya. 

Oleh karena itu, penanganan yang tepat dan pencegahan sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan kerugian signifikan untuk perusahaan. 

Penyebab Deadstock

Jika Anda bertanya-tanya apa penyebab deadstock, Anda bisa menyimak ulasan ini untuk lebih jelasnya:

1. Overstock

Salah satu penyebab dari deadstock adalah overstock atau kelebihan stok barang. Tak jarang pemilik usaha membeli produk dari pemasok dalam kuantitas besar agar bisa mendapatkan potongan harga atau diskon menarik. Sayangnya, jika produk tidak semuanya laku terjual, maka sisanya akan menjadi stok mati.

2. Gagal dalam Memprediksi Demand Pasar

Alasan lainnya dibalik deadstock yakni kegagalan perusahaan dalam memprediksi permintaan pasar. Ketika melakukan perkiraan permintaan konsumen terhadap suatu produk, umumnya perusahaan akan menyediakan atau memproduksi barang dalam jumlah besar. Bahkan, tak jarang perusahaan menyiapkan stok tambahan. Stok yang tidak terjual inilah yang kemudian menjadi deadstock.

3. Produk yang Monoton dan Tidak Inovatif

Produk yang monoton dan kurang inovatif tentunya akan terlihat kurang menarik di mata konsumen. Perlu diketahui, pembeli akan lebih menyukai produk inovatif dan menarik yang bisa menyelesaikan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari. 

Jika produk yang Anda jual tidak menarik, maka daya minat konsumen terhadap produk Anda akan menurun. Jadi, pastikan untuk melakukan riset mendalam tentang preferensi konsumen.

4. Kualitas Produk Buruk

Berikutnya, penyebab lain dari deadstock adalah kualitas produk yang buruk dan tidak sesuai ekspektasi konsumen. Ketika barang yang diterima oleh pembeli dalam kondisi yang tidak memenuhi standar dan harapan, maka hal ini akan membuat mereka kecewa dan bisa menurunkan tingkat kepuasan. 

Kasus ini bisa membuat pelanggan beralih untuk menggunakan produk pesaing dan tidak lagi membeli produk Anda. Barang yang tak laku terjual itulah yang kemudian menjadi stok mati. 

5. Koordinasi yang Buruk dengan Pemasok

Faktor koordinasi atau komunikasi juga bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya deadstock. Ketika terjadi koordinasi yang buruk antara penjual dan pemasok terkait jumlah pesanan barang, maka bukan tidak mungkin barang yang dikirimkan oleh pemasok justru melebihi pesanan yang dibutuhkan oleh penjual.

Dampak Deadstock

Deadstock memiliki berbagai dampak untuk bisnis yang tentunya tidak boleh diremehkan, berikut ini beberapa dampaknya:

1. Kehilangan Potensi Keuntungan atau Kemerosotan Finansial

Dampak paling krusial dari deadstock adalah hilangnya potensi perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Alih-alih meraup pendapatan, perusahaan kemungkinan akan menghadapi kemerosotan finansial. Sejatinya, stok barang harus dijual kembali agar perusahaan bisa mendapatkan profit. Jika penjualan terhambat dan menyebabkan deadstock, maka bukan tidak mungkin perusahaan akan mengalami kerugian besar.

2. Holding Cost Semakin Meningkat

Selain itu, adanya deadstock bisa menyebabkan biaya holding alias inventory carrying cost semakin meningkat. Holding cost ini meliputi biaya penyimpanan barang, asuransi hingga karyawan. Semakin besar jumlah deadstock di gudang, maka semakin besar juga biaya yang dibutuhkan untuk hal ini. 

3. Kesulitan Membeli Produk Baru

Perusahaan juga akan mengalami kesulitan dalam membeli produk baru. Hal ini karena modal perusahaan lebih banyak terikat pada deadstock, sehingga perusahaan kemungkinan tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli produk baru lagi.

Cara Mengatasi Deadstock

Jika perusahaan Anda harus menghadapi deadstock, tidak perlu khawatir. Anda bisa mengikuti cara penanganan stok mati yang tepat, yaitu:

1. Memberikan Diskon Besar

Cara mudah dan jitu untuk mengatasi stok mati yaitu memberikan diskon besar kepada pelanggan. Konsumen sangat menyukai promosi atau penawaran produk yang menarik, ini akan meningkatkan daya tarik mereka untuk membeli deadstock tersebut. 

2. Menawarkan Bundling

Anda juga bisa menawarkan paket bundling kepada konsumen. Caranya yakni dengan menjual produk baru atau best-seller dan digabungkan dengan deadstock, kemudian produk tersebut dijual dengan harga miring. Konsumen pun akan lebih tertarik untuk membelinya.

Baca Juga: Apa itu Wholesale? Cek Definisi, Jenis, dan Kelebihannya

Berdasarkan penjelasan di atas, deadstock adalah istilah yang disematkan pada stok gudang yang tidak bisa dipakai dan tidak laku terjual. Penyebabnya ada berbagai macam, mulai dari overstock hingga buruknya kualitas produk. Untuk mencegahnya, Anda harus mengoptimalkan manajemen stok dengan baik. Salah satu solusinya yakni dengan menggunakan aplikasi Distri. Aplikasi ini akan mengelola stok perusahaan secara terpusat dan terintegrasi. Selain itu, Distri akan menyajikan laporan dan analisis bisnis untuk perkembangan perusahaan Anda. Harga aplikasi Distri sangat terjangkau, jadi Anda tidak perlu khawatir soal biayanya. Jika ingin tahu lebih banyak tentang Distri, kunjungi link ini.